Karang Taruna DIY Siap Dampingi Desa Budaya
Karang taruna di setiap desa
akan didorong untuk berperan langsung
Solopos.com, GUNUNGKIDUL—Pembentukan
desa budaya menjadi salah satu upaya untuk melestarikan budaya di masing-masing
desa dan budaya DIY pada umumnya. Karena itu, karang taruna di setiap desa akan
didorong untuk berperan langsung melakukan pendampingan dalam pengembangan desa
budaya.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum
Karang Taruna DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono, dalam workshop
penguatan desa budaya di Kecamatan Wonosari, Sabtu (3/6/2017). Menurut dia,
Karang Taruna DIY akan mendukung sepenuhnya konsep desa budaya untuk mewujudkan
DIY yang istimewa.
Ke depan, organisasi kepemudaan
itu akan menyiapkan pendamping untuk desa budaya. Masing-masing desa akan
diberikan dua orang dari karang taruna untuk melakukan pendampingan.
Keterlibatan langsung masyarakat, khususnya pemuda karang taruna dalam upaya
pengembangan desa budaya, dinilainya akan sangat efektif.
Penyebabnya, pemuda merupakan
agen penerus budaya lokal. “Karang taruna akan terus mendukung agar budaya Jawa
tidak hilang dengan keterlibatan masyarakat dan karang taruna,” ungkap
Condrokirono, kemarin.
Pada 2016 lalu, Karang Taruna DIY
telah memetakan desa budaya yang ada di dua kabupaten, yakni Gunungkidul dan
Bantul. Pemetaan itu nantinya digunakan sebagai bekal untuk melakukan
pendampingan dan menentukan strategi pengembangan apa yang sesuai dengan
karakter masing-masing desa budaya.
Ketua Dewan Kebudayaan
Gunungkidul CB Supriyanto mengatakan saat ini dari 144 desa yang ada di
Gunungkidul, sudah ada 15 desa yang masuk kategori desa budaya. Untuk katogori
rintisan ada 14 desa budaya dan 115 masuk kantong desa budaya.
Desa budaya harus dilandasi
kegiatan tradisi yang sudah ada dan dilakukan turun temurun mulai dari kesenian
dan permainana tradisional; kegiatan bahasa sastra dan aksara; kerajinan
industri kuliner dan obat tradisional; arsitektur bangunan dan warisan budaya.
Post a Comment